Banjir ohh banjir

images (4)

Bukan suatu yang hal yang fenomenal jika kita mendengar tentang banjir, akan tetapi menjadi suatu yang sangat fenomenal jika merasakan banjir itu datang mengguyur seluruh hidup kita. Deru air bagaikan api yang menyambar menghanguskan tanpa menyisakan. Demikianlah yang di rasakan oleh negeri ini, berhari-hari bahkan bermingu-mingu merasakan banjir yang tak kunjung berakhir. Banjir disana-sini, masyarakat berlarian kesana kemari menyelamatkan diri dari banjir yang membawa maut. Menjadi suatu pertanyaan dan misteri kehidupan mengapa hal ini terus terjadi? Masyarakat yang tinggal di kota maupun di pedesaan tak ada bedanya jika banjir tiba. Sungguh sangat memprihatikan. Kecemasan masyarakat dan penderitaan yang mereka alami membuat negeri ini berduka dari korban banjir yang terus terjadi. Penderitaan yang mereka alami tak bisa dirangkai dengan kata-kata, kesusahan mereka tak bisa diungkapkan hanya sebatas tulisan. Kerinduan mereka untuk bebas dari banjir, tak di tutupi dengan barang berharga. Lalu apa yang menjadi tindakan kita?

Banjir oh banjir, sampai kapankah akan berakhir? Tak bisa di ramal dan tak ada kepastian sampai kapan banjir akan berakhir, semuanya itu sudah ada dalam pengaturan yang mengatur dunia ini, yaitu Dia menciptakan dunia ini. Ketika berkujung di rumah-rumah yang terkena banjir, melewati air sangat kotor dan membawakan berupa tanda sukarelawan bagi korban banjir, saya rasa ini merupakan suatu hal yang biasa manusia lainnya bisa lakukan. Namun ketika berjalan dan terus berjalan melewati rumah-rumah yang tergenang banjir ada satu kata yang hampir setiap melihat korban banjir yaitu kata “Kasihan”. kata kasihan bukan merupakan sindiran terhadap korban banjir tersebut, namun perasaan yang timbul dari hati nurani terhadap mereka yang mengalami akan hal ini, seperti telah mengalaminya sendiri. Dengan melakukan peninjauan di lapangan menjadi suatu bukti nyata bahwa kita ikut merasakan duka yang terjadi di negeri ini.

Ekosistem alam Indonesia semakin hari semakin rusak, hujan mengguyur negeri ini dan banjir pun datang, lalu dimanakah peran pemerintah? Dimanakah peran masyarakat? Dan apakah tanggapan gereja masa kini? Pertanyaan ini merupakan suatu pertanyaan yang terus di sodorkan kepada seluruh elemen masyarakat dalam negeri ini. Penanganan banjir bukan merupakan tanggung jawab elemen tertentu, akan tetapi peran serta masyakat dalam mengambil bagian untuk menanggulangi akan hal ini. Bukan saling mempermasalahkan akan tetapi saling mengoreksi apakah yang saya lakukan buat negeri ini? ketidak pedulian dan perilaku memetingkan diri sendiri menjadi suatu ancaman bagi kelestarian alam Indonesia. Inilah yang harus direnungkan sebenarnya, seberapa besar yang saya lakukan untuk melestarikan alam bangsa ini, namun dalam kenyataannya sekarang bahwa bukan semakin banyak orang melakukan yang terbaik bagi negeri, akan tetapi semakin banyak orang merusak negeri ini, sehingga tidak heran dan tidak  kaget mengapa hampir setiap bulan dan setiap tahun banjir selalu tiba. Semakin banyaknya masyarakat yang merusak lingkungan hidupnya, maka semakin banyak bencana yang akan menimpa tanah air ini.

Kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar merupakan suatu modal untuk memulai memulihkan keadaan bangsa Indonesia. Mendukung program pemerintah bukan sekadar suara yang menggentarkan negeri ini, akan tetapi memulai dari diri sendiri merupakan tindakan nyata bahwa saya mencintai negeri ini. Gerakan tidak membuang sampah sembarangan bukan merupakan pekerjaan yang sangat membebankan dan bukan pekerjaan yang sangat merugikan, ironisnya bangsa Indonesia masih minim kesadarannya terhadap hal ini. Buktinya di pinggir jalan, di dalam got *parit*, di taman sekalipun terlihat tumpukan sampah yang berserakan dimana-mana. Namun cukupkah kita mempunyai alasan untuk saling menyalahkan mengapa banjir selalu ada?

Banjir ohh banjir negeri ini sudah lama menunggu kapankah banjir tidak akan datang lagi. Suatu pernyataan yang seharusnya direnungkan oleh setiap anak bangsa Indonesia. Dalam hal ini sebaiknya pemerintah bisa mencari solusi yang baik dalam menangani banjir salah satunya gerakan tidak membuang sampah sembarangan, memperbaiki seluruh titik pusat meluapnya air bukan sibuk mengurus partai politiknya, tetapi sibuk mengurus kebutuhan rakyatnya, bukannya sibuk untuk mengembangkan gerakan korupsi tetapi sibuk melakukan gerakan menangani banjir. Bagi seluruh rakyat Indonesia marilah kita saling memulai dan saling bertindak untuk kelestarian lingkungan hidup bangsa ini.

About zerrylombu

Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

2 Responses to Banjir ohh banjir

  1. yosdermangea says:

    Banjir ohh banjir negeri ini sudah lama menunggu kapankah banjir tidak akan datang lagi? (Zerry)
    menurut hemat saya, banjir itu mungkin tidak terjadi lagi kalau nabi Elia berdoa sekali lagi, hujan tidak turun dan banjir tidak ada. Tapi itu semua hanya intermezo, sebaiknya untuk mengatasi banjir yang terjadi pada saat ini yaitu ketika masyarakat sudah sadar, tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga kebersihan lingkungan sehari-hari. 😉

    • zerrylombu says:

      I agree, tetapi bagaimana dengan ekosistem alam yg sudah terlanjur rusak…?
      rekonstruksi, kesadaran diri dan kerjasama yang baik antara berbagai pihak itulah yang terpenting. tq

Leave a comment